KROMOTOGRAFI KERTAS

LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS KROMOTOGRAFI
PERCOBAAN I
KROMOTOGRAFI KERTAS








NAMA            : MUHAMMAD AMINUDDIN
NIM                : J0B113221
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN        : LULU MUKHAIYAROH

.





PROGRAM STUDI D-III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014


PERCOBAAAN I
KROMATOGRAFI KERTAS
I.             TUJUAN PERCCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memisahkan komponen dalam tinta dan memisahkan ion logam Ag (I), Hg (II), Pb (II) daam campuran dengan kromatografi kertas.

II.          TINJAUAN PUSTAKA
Pada awalnya kromatografi dianggap semata-mata sebagai bentuk partisi cairan–cairan. Serat selulosa yang hidrofilik dari kertas tersebut dapat mengikat air, setelah disingkapkan ke udara yang lembab, kertas saring yang tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi, katakan 20 % (bobot/bobot) akan lebih. Jadi kertas itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog dengan sebatang kolom yang berisi stasioner berair. Zat-zat terlarut itu padahal fase geraknya dapat campur dengan air akan dalam beberapa kasus, malahan fase geraknya adalah larutan itu sendiri (Day & Underwood, 1980).
Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk mengalirkannya fase bergerak. Berbagai macam tempat kertas secara komersil tersedia adalah Whatman 1, 2, 31 dan 3 MM. Kertas asam asetil, kertas kieselguhr, kertas silikon dan kertas penukar ion juga digunakan. Kertas asam asetil dapat digunakan untuk zat–zat hidrofobik (Khopkar, 1990).
Selain kertas Whatman dalam teknik kromatografi dapat pula digunakan kertas selulosa murni. Kertas selulosa yang dimodifikasi dan kertas serat kaca. Untuk memilih kertas, yang menjadi pertimbangan adalah tingkat dan kesempurnaan pemisahan, difusivitas pembentukan spot, efek tailing, pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut terutama untuk teknik descending dan juga kertas seharusnya penolak air. Seringkali nilai Rf berbeda dari satu kertas ke kertas lainnya. Pengotor yang terdapat pada kertas saring adalah ion-ion Ca2+, Mg2+, Fe3+, Cu2+ (Basset, 1994).
Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap. Pada kromatografi kertas naik, kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan solven merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang dengan erat dalam sebuah baki solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh daya kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai bergerak hampir sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil, solut-solut dari campuran semula akan berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk sederet noda-noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda-nodanya dapat terlihat (Day & Underwood, 1990).
Harga Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona realtif terhadap garis depan pengembang. Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan oleh nilai-nilai Rf. Nilai Rf didefinisikan oleh hubungan:
Rf =
Jarak (cm) dari garis awal ke pusat zona
Jarak (cm) dari garis awal ke garis depan pelarut
Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan (pusat zona campuran awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan identitas suatu zat yang dicari, contohnya asam amino dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan membandingkan dengan noda-noda standar (Khopkar, 1990).
Proses pengeluaran asam mineral dari kertas desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2–3 cm dari salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan, ia diletakan didalam ruangan yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut yang sesuai. Terdapat tiga tehnik pelaksanaan analisis. Pada tehnik ascending; pelarut bergerak keatas dengan gaya kapiler. Sedangkan ketiga dikenal dengan cara radial atau kromatografi kertas sirkuler. Distribusi dapat terjadi antara fase cair yang terserap secara stasioner dan zat alir bergerak yang  kontak secara karib dengan fase cair itu. Dalam kromatografi partisi cairan, fase cair yang bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang diserapkan pada suatu pendukung, sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis adsorbennya disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran plastik (Basset, 1994).

III.       ALAT DAN BAHAN
A.    Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah kertas whatman No.1, ruang pengembang, pensil, penggaris, gelas ukur, suntikan, pipa kapiler dan pipet tetes.
B.     Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, tinta pulpen (merah, merah muda, hitam dan biru), asam asetat, larutan baku Ag (I), Hg (II), Pb (II), larutan cuplikan, dikromat, dan KI.

     I.          PROSEDUR KERJA
A.       Pemisahan Komponen dalam Tinta
1.    Menyiapkan Kertas Whatman No.1 dengan ukuran 12 x 25 cm dengan pensil ditarik batas kira-kira 2 cm dari pinggir kertas dan dibagi kertas menjadi 4 kolom serta diberi nomor.
2.    menototol masing-masing kolom dengan pulpen tinta yang berbeda-beda warnanya.
3.    Menyiiapkan ruang pengembang yang diisi dengan 25 mL larutan air, dibiarkan hingga jenuh.
4.    Memasukkan kertas ke dalam ruang pengembang, dijaga agar larutan pengembang tidak menyentuh cuplikan.
5.    Menutup ruang pengembang. Bila larutan pengembang sudah mencapai  bagian kertas, maka kertas diambil dari larutan dan diberi tanda batas larutan pengembang tersebut, kemudian dikeringkan.
6.    Mengamati warna setiap komponen pada masing-masing tinta dan dibandingkan nilai Rf-nya.
B.       Pemisahan ion logam Ag(I), Hg(II), dan Pb(II) dalam campuran
1.    Menyiapkan kertas dengan ukuran 12x25 cm kemudian ditarik batas dengan pensil kira-kira 2 cm dari pinggir kertas, kertas dibagi menjadi 6 kolom dan tiap kolom diberi nomor.
2.    Meneteskan larutan cuplikan di atas kolom ganjil dan kolom genap dengan larutan Ag(I), Hg(II), dan Pb(II) dengan pipa kapiler.
3.    Mengisi 25mL larutan CH3COOH : air (12,5 : 12,5) dalam ruang pengembang.
4.    Memasukkan dalam ruang pengembang dan dijaga agar larutan pengembang tidak menyentuh cuplikan.
5.    Menutup dan kertas diambil dari larutan ketika larutan pengembang mencapai ¾ bagian kertas, diberi tanda batas untuk larutan pengembang yang ada pada kertas.
6.    Mengeringkan kemudian setiap 2 kolom pada kertas digunting dan disemprot dengan larutan pereaksi pengenal.
7.    Menyemprotkan  pada kolom Ag(I) dan akan menghasilkan warna merah, disemprotkan pada kolom Pb(II), akan menghasilkan warna kuning dan menghasilkan warna merah pada kolom Hg(II).
8.    Menghitung nilai Rf-nya masing-masing komponen dalam campuran, dibandingkan dengan standar.



V.    HASIL DAN PEMBAHASAN
         A. Hasil dan pembahasan
               1. Hasil
                        Tabel. 1 Pemisahan Komponen dalam Tinta
No.
Sampel
Hasil Pengamatan
Keterangan gambar
1.
Pulpen tinta warna merah (Merek Top Penciltic)
Merah Muda
2.
Pulpen tinta warna hitam (Merek Top Penciltic)
Hitam









3.
Pulpen tinta warna merah (Merek Sweet. H)
Merah










4.
Pulpen tinta warna biru (Merek Top Penciltic)

Biru













Tabel 2. Hasil Pemisahan ion logam Ag(I), Hg(II), dan Pb(II) dalam campuran
No.
Pengamatan
Hasil
Gambar
1.
Ditotolkan dengan larutan baku Ag(I) dan cuplikan A
Menghasilkan warna merah
2.
Ditotolkan dengan larutan cuplikan Pb (II) dan cuplikan B
Menghasilkan warna kuning
3.
Ditotolkan dengan larutan baku Hg(II) dan cuplikan C
Noda tidak naik




·      Perhitungan Rf pemisahan komponen dalam tinta
a.    Pulpen tinta warna hitam
Diketahui : jarak komponen noda biru = 5,3cm
                                    jarak gerak pelarut = 6,1 cm
Ditanya    : nilai Rf?
Jawab       : Rf = 5,3/6,1 = 1,03

b.   Pulpen tinta warna merah muda
Diketahui : jarak komponen noda hijau = 4,5cm
                              jarak gerak pelarut = 6,1 cm
Ditanya    : nilai Rf?
Jawab       : Rf = 4,5/6,1 = 0,86

c.    Pulpen tinta warna merah
Diketahui : jarak komponen noda hijau = 5,2cm
                              jarak gerak pelarut = 6,1 cm
Ditanya    : nilai Rf?
Jawab       : Rf = 5,2/6,1 = 0,73


·      Perhitungan Rf pemisahan ion logam Ag(I), Hg(II), dan Pb(II) dalam campuran
a.    Larutan baku Ag(I)
Diketahui : jarak komponen noda merah = 0,3cm
                   jarak gerak pelarut = 6 cm
Ditanya    : nilai Rf?
Jawab       : Rf = 0,3/6 = 0,05

b.   Larutan baku Pb (II)
Diketahui : jarak komponen noda merah = 3,7cm
                   jarak gerak pelarut = 6 cm
Ditanya    : nilai Rf?
Jawab       : Rf = 3,7/6 = 0,616

c.  Larutan baku Ag(I) dan Hg (II)
Diketahui : jarak komponen noda merah = 0,5 cm
                   jarak gerak pelarut = 6 cm
Ditanya    : nilai Rf?
Jawab       : Rf = 0,5/6 = 0,08

d. Larutan baku Ag(I) dan Pb (II)
Diketahui : jarak komponen noda merah = 3,9 cm
                   jarak gerak pelarut = 6 cm
Ditanya    : nilai Rf?
Jawab       : Rf = 3,9/6= 0,65

B. Pembahasan
Kromatografi kertas adalah salah satu pengembangan dari kromatografi partisi yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fase diam. Umumnya kromatografi kertas dilakukan dengan menotolkan larutan yang berisi sejumlah komponen. Pada percobaan ini untuk mengetahui perubahan warna dan nilai Rf yang didapat dari pemisahan tinta pulpen dapat diperoleh dengan uji kromatografi kertas.
Pada percobaan pemisahan komponen dalam tinta, dilakukan pentolan pada 4 kolom masing-masing dengan pulpen tinta yang berbeda-beda warnanya dan disiapkan ruang pengembang yang diisi dengan 25 mL larutan air, dibiarkan hingga jenuh dengan tujuan agar noda dapat naik dengan sempurna. Dimasukkan kertas ke dalam ruang pengembang, dijaga agar larutan pengembang tidak menyentuh cuplikan. Ruang pengembang segera ditutup karena pada keadaan ini larutan akan terserap merembes naik sebagai gaya kapiler pada plat. Jika larutan pengembang sudah mencapai  bagian kertas, maka kertas diambil karena kertas sebagai padatan pendukung sebagai pembatas antar larutan pengembang dengan sampel, sehingga kedua larutan tidak bercampur, apabila kedua larutan tercampur, maka akan sulit untuk melakukan identifikasi dan diberi tanda batas, kemudian dikeringkan.
Dapat diamati warna setiap komponen pada masing-masing tinta dan dihitung nilai Rfnya. Nilai Rf untuk pulpen tinta berwarna hitam yang menampakkan noda sepanjang 5,3 cm adalah 0,86. Nilai Rf untuk pulpen tinta berwarna merah muda yang menampakkan noda 5,2 cm adalah 0,85, nilai Rf untuk pulpen tinta berwarna merah yang menampakkan noda 4,5 cm adalah 0,73. Sedangkan untuk pulpen warna biru noda nya tidak mungkin karena kurang tebal dalam menotolkan.
Pengerjaan kedua yaitu pemisahan ion logam Ag (I), Hg (II) dan Pb (II) dalam campuran dengan cara menyiapkan kertas whatman No.1 dengan ukuran  12 × 25 cm dan tarik batas (dengan pensil) pada batas bawah 1 cm dan batas atas 0,5 cm kemudian bagi kertas menjadi 6 bagian. Kolom 1 ditotoli dengan larutan cuplikan A (Ag dan Hg), kolom 2 dengan larutan Ag, Kolom 3 dengan larutan cuplikan B (Ag dan Pb), Kolom 4 dengan larutan Pb, kolom 5 dengan larutan cuplikan C dan yang terakhir kolom 6 dengan larutan Hg. Ruang pengembang disiapkan dengan mengisi 25 mL larutan asam asetat : air (1:1), biarkan hingga jenuh, kemudian masukan kertas kedalam ruang pengembang, jaga agar larutan pengembang tidak menyentuh cuplikan. Tutup ruang pengembang dibiarkan tertutup jika larutan pengembang sudah mencapai batas atas segera kertas diangkat, kemudian dikering anginkan. Kemudian semprot dengan pereaksi pengenal pada Ag (I) dengan dikromat akan menghasilkan warna merah, Pb (II) dengan KI akan menghasilkan warna kuning dan Hg (II) dengan KI akan menghasilkan warna merah. Hitung Rf masing-masing komponen dalam campuran dan bandingkan dengan standar.
Perhitungan Rf dari komponen tersebut diketahui  Jarak pelarut 6 cm, yang ditanya adalah Jarak komponen pada masing-masing kolom atau nilai Rf-nya, kolom 1 sampel cuplikan A (Ag dan Hg) warna merah Rf 1 yaitu 0,5 / 6 = 0,08 cm, kolom 2 sampel Ag warna merah Rf 2 yaitu 0,3 / 6 = 0,05 cm, kolom 3 sampel cuplikan B warna kuning, Rf 3 yaitu 3,9 / 6 = 0,65 cm, kolom 4 sampel Pb warna kuning Rf 4 yaitu 3,7 / 6 = 0,61 cm. Sedangkan sampel cuplikan C dan sampel Hg noda nya tidak naik karena mungkin kurang tebal dalam menotolkan pada plat KLT.  

VI.   KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
1.   Kromatografi kertas adalah salah satu pengembangan dari kromatografi partisi yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fase diam.
2.   Hasil pengamatan pemishan komponen dalam tinta pada pulpen tinta warna merah menghasil warna merah, pulpen tinta warna hitam menghasilkan warna hitam, pulpen tinta warna merah muda menghasilkan warna merah muda, pulpen tinta warna biru menghasilkan warna tidak tampak.  
3.   Hasil pengamatan pada pemisahan ion logam Ag (I), Hg(II) dan Pb (II) yaitu pada Larutan Ag (I) menghasilkan warna merah, larutan cuplikan A menghasilkan warna merah, larutan Pb(II) menghasilkan warna kuning, Larutan cuplikan B menghasilkan warna kuning, larutan Hg (II) mehghasilkan warna tidak tampak, larutan cuplikan C menghasilkan warna tidak tampak.
4.      Nilai Rf untuk pulpen tinta berwarna hitam yang menampakkan noda sepanjang 5,3 cm adalah 0,86. Nilai Rf untuk pulpen tinta berwarna merah muda yang menampakkan noda 5,2 cm adalah 0,85, nilai Rf untuk pulpen tinta berwarna merah yang menampakkan noda 4,5 cm adalah 0,73. Sedangkan untuk pulpen warna biru noda nya tidak mungkin karena kurang tebal dalam menotolkan.
5.      Hasil dari perhitungan Rf dari komponen pemisahan ion logam Ag (I), Hg(II) dan Pb (II) tersebut diketahui  farak pelarut 6 cm, kolom 1 sampel cuplikan A (Ag dan Hg) warna merah Rf 1 yaitu 0,5 / 6 = 0,08 cm, kolom 2 sampel Ag warna merah Rf 2 yaitu 0,3 / 6 = 0,05 cm, kolom 3 sampel cuplikan B warna kuning, Rf 3 yaitu 3,9 / 6 = 0,65 cm, kolom 4 sampel Pb warna kuning Rf 4 yaitu 3,7 / 6 = 0,61 cm. Sedangkan sampel cuplikan C dan sampel Hg noda nya tidak naik karena mungkin kurang tebal dalam menotolkan pada plat KLT


DAFTAR PUSTAKA

Basset, J,  et al. 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta

Day & Underwood. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi Keempat. Erlangga.   Jakarta

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta













Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "KROMOTOGRAFI KERTAS"

Post a Comment