ANALISIS PROTEIN (ASAM AMINO)

LAPORAN PRAKTIKUM
 KIMIA ANALISIS KUALITATIF
PERCOBAAN V
PROTEIN (ASAM AMINO)

 



OLEH :
NAMA             : MUHAMMAD AMINUDDIN
NIM                  : J0B113221
KELOMPOK : IV(EMPAT)
ASISTEN         : ASMIANOOR LATIFAH






PROGRAM STUDI D3 ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014


PERCOBAAN V
PROTEIN (ASAM AMINO)

           I.            TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari reaksi kimia spesifik pada protein (asam amino) dan memanfaatkan sifat kimia untuk identifikasi protein pada sampel.

        II.            TINJAUAN PUSTAKA
Protein berasal dari kata Yunani Proteios yang artinya “pertama”. Protein adalah poliamida dan hidrolisis protein menghasilkan asam- asam amino atau merupakan polimer yang tersusun dari asam- asam amino melalui ikatan peptida, yang mana dalam suatu zat dalam susunan kimianya mengandung unsur-unsur oksigen, carbon, hydrogen, nitrogen dan kadang-kadang mengandung unsur-unsur lain seperti sulfur dan fosfor. Adapun klasifikasi dari protein, antara lain :
1.    Berdasarkan bentuknya
a.       Protein bentuk serabut (fibrous)
Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentu spiral yang terjalin. Satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elasti terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan protein utama serat otot.
b.      Protein globuler
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-jaringan seperti timus dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.
c.       Protein konjugasi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.
2.    Berdasarkan kelarutannya
a.       Albumin : laut dalam air terkoagulasi oleh panas. Contoh : albumin telur, albumin serum.
b.      Globulin : tak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam, mengendap dalam larutan garam, konsentrasi meningkat. Contoh : Ixiosinogen dalam otot.
c.       Glutelin : tak larut dalam pelarut netral tapi tapi larut dalam asam atau basa encer. Contoh : Histo dalam Hb.
d.      Plolamin/ Gliadin : larut dalam alcohol 70-80% dasn tak larut dalam air maupun alcohol absolut. Contoh : prolaamin dalam gandum.
e.       Histon : Larut dalam air dasn tak larut dalam ammonia encer. Contoh : Hisron dalam Hb.
f.       Protamin : protein paling sederhana dibanding protein-protein lain, larut dalam air dan tak terkoagulasi oleh panas. Contoh : salmin dalam ikatan salmon.
3.    Berdasarkan senyawa pembentuknya
a.       Protein sederhana
b.      Protein kojugasi dan senyawa non protein
Protein yang mengandung senyawa lain yang non protein disebut protein konjugasi, sedang protein yang mengandung senyawa non protein disebut protein sederhana. Contoh : 9 Glikoprotein terdapat pada hati. Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng (Lisady, 2007).
4.    Berdasarkan keberadaan asam amino esensial. Dikelompokkan kedelapan asam amino esensial yang harus disediakan dalam bentuk jadi dalam menu makanan yang dikonsumsi sehari-hari, antara lain : isoleusin, leussin, lisin, methionin (asam amino esensial), fungsinya dapat digantikan sistin (semi esensial) secara tidak sempurna, penilalanin, yang fungsinya dapat digantikan tirosin (semi esensial) tidak secara sempurna, akan tetapi paling tidak dapat menghematnya, threonin, triptopan, dan valin.
Protein dapat diperoleh dari berbagai sumber bahan makanan. Berdasarkan asalnya, protein dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
1.    Protein hewani, berasal dari hewan. Umumnya mengandung protein yang lengkap, terdapat pada ikan, daging, susu, telur, larva serangga, lebah, belalang, laron, kepompong, dan lain-lain.
2.    Protein nabati, berasal dari tumbuh-tumbuhan. Protein nabati terdapat pada kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian. Pada umumnya protein nabati mengandung protein yang tidak lengkap, kecuali pada kacang-kacangan yaitu kedelai.
Protein hewani lebih baik daripada protein nabati karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap, baik macam dan jumlahnya, sehingga disebut protein yang sempurna. Protein nabati kurang sempurna karena walaupun mengandung asam amino esensial yang lengkap tetapi jumlahnya sedikit, sehingga jumlahnya tidak dapat mencukupi untuk proses pertumbuhan tubuh (Duwi, 2013).
Adapun sifat-sifat dari asam amino atau protein antara lain :
1.    Larut dalam air dan pelarut polar lain tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar seperti dietil eter atau benzena.
2.    Momen dipol yang besar
3.    Kurang bersifat asam dibandingkan sebagian besar asam karboksilat
4.    Kurang basa dibandingkan sebagian besar amina.
 Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen ; beberapa asam amino disamping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan cobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein. Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya (Schlegel, 1994).
Protein mempunyai bermacam-macam fungsi bagi tubuh diailtaranya sebagai zat pembangun, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, dan alat pengangkut. Fungsi utama protein bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada. Struktur asam amino secara umum, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan dapat dilihat pada Gambar 7.
Asam amino memiliki atom C pusat yang mengikat empat gugus yang berbeda, maka molekul asam amino memiliki dua konfigurasi yaitu konfigurasi D dan konfigurasi L. Molekul asam amino dikatakan mempunyai konfigurasi L, apabila gugus -N& terdapat di sebelah kiri atom karbon a dan bila posisi gugus di sebelah kanan, maka molekul asam amino itu disebut asam amino konfigurasi D. Asam amino konfigurasi D dan L dapat dilihat pada Gambar 8
Asam amino pada umumnya larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar, seperti eter, aseton, dan kloroform. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat  kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar (Theta, 2008).

     III.            ALAT DAN BAHAN
A.      Alat-alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain tabung reaksi, gelas ukur, dan pipet tetes.
B.       Bahan-bahan
Bahan yang dipakai dalam praktikum ini adalah aquades, HCl, NaOH, ammonium sulfat, asam asetat encer, amonia, HNO3, pereaksi biuret, telur ayam kampung, telur ayam ras, telur bebek, dan sari kedelai.

     IV.            PROSEDUR PERCOBAAN
a.    Reaksi Pengendapan
1.    Disiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan, disiapkan sebanyak 6 tabung.
2.    Sampel ditambahkan aquadest sebanyak 2 mL kedalam tabung reaksi, dikocok sempurna
3.    Larutan HCl dan NaOH diteteskan sebanyak 2 mL kedalam tabung berisi aquadest. Dikocok dengan kuat
4.    Sampel ditambahkan dengan 3 mL HNO3 pekat pada tabung yang lain, diamati perubahan yang terjadi
5.    Sampel ditambah dengan 2 mL aquadest pada tabung reaksi yang lain, kemudian dipanaskan hingga mendidih. Diamati perubahan yang terjadi.
6.    Sampel ditambahkan dengan 0,5 mL larutan ammonium sulfat dalam tabung reaksi lain, diamati perubahan yang terjadi.
7.    Sampel ditambahkan 1 mL asam asetat encer hingga terbentuk endapan, lalu ditambah aquadest, dikocok dan diamati perubahannya

b.      Reaksi Biuret
1.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Sampel dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak1 mL
3.      Ditambahkan 2 mL aquadest dan sebanyak 3 mL larutan NaOH pekat serta 2 tetes pereaksi biuret.
4.      Dikocok dan diamati perubahan yang terjadi

c.       Reaksi Xanthoprotein
1.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 1 mL ditambah 2 mL aquadest dan 1 mL HNO3pekat
3.      Dipanaskan hingga terbentuk endapan berwarna kuning, didinginkan dan dibagi menjadi 2 bagian
4.      Amonia ditambahkan pada tabung I, diamati perubahan yang terjadi
5.      Dan ditambahkan amoniak pada tabung ke II, diamati perubahan yang terjadi
        V.            HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
1.      Reaksi Pengendapan
No
Sampel
1 ml sampel + 2 ml aqudest kemudian kocok tambahkan tetes demi tetes HCl 1 ml tetes sampai menggumpal + NaOH sebanyak HCl.
1.
Telur Itik
Menggumpal, berwarna putih.
2.
Telur Ayam Ras
Bening, terdapat gumpalan putih susu.
3.
Telur Ayam Kampung
Gumpalan putih, larutan bening.
4.
Pati Kedelai
Menggumpal, berwarna putih susu

No
Sampel
Ditambahkan 1 ml HNO3 Pekat
1.
Telur Itik
Terbentuk menjadi gel padat, dan berubah warna menjadi putih susu.
2.
Telur Ayam Ras
Terbentuk menjadi gel padat, dan berubah warna menjadi putih susu.
3.
Telur Ayam Kampung
Tidak larut, terbentuk endapan, dan berubah warna menjadi putih susu.
4.
Pati Kedelai
Terbentuk gumpalan, dan warna putih.

No
Sampel
Ditambahkan 2 ml aquades, kemudian panaskan
1.
Telur Itik
Putih susu padat berbuih
2.
Telur Ayam Ras
Menjadi bening berendapan, berwarna keruh.
3.
Telur Ayam Kampung
Menjadi bening berendapan putih.
4.
Pati Kedelai
Larut, menjadi lebih encer.


No
Sampel
Ditambahkan 0,5 ml larutan ammonia sulfat
1.
Telur Itik
Larut, keruh berendapan, terdapat buih.
2.
Telur Ayam Ras
Bening, berendapan, terdapat buih.
3.
Telur Ayam Kampung
Larut, kuning bening, terdapat buih.
4.
Pati Kedelai
Larut, berwarna putih susu.

No
Sampel
Ditambahkan Asetat Encer tambahkan Aquades, kemudian kocok.
1.
Telur Itik
Larut, berendapan, berwarna putih keruh, terdapat buih.
2.
Telur Ayam Ras
Larut, bening berendapan.
3.
Telur Ayam Kampung
Larut, bening berendapan.
4.
Pati Kedelai
Larut, berendapan putih, permukaannya kuning berbuih.

2.      Reaksi Biuret
No
Sampel
Ditambahkan Aquades
Ditambahkan Larutan Biuret
1.
Telur Itik
Terdapat 2 lapisan, lapisan bawah telur lapisan atas aquades.
Warnanya berubah menjadi putih kebiruan.
2.
Telur Ayam Ras
Terdapat 2 lapisan, lapisan bawah telur lapisan atas aquades.
Warnanya berubah menjadi putih kehijauan.
3.
Telur Ayam Kampung
Terdapat 2 lapisan, lapisan bawah telur lapisan atas aquades.

Warnanya berubah menjadi kuning kehijauan.
4.
Pati Kedelai
Tidak terjadi perubahan
Warnanya berubah menjadi putih kehijauan.

3.      Reaksi Xanthoprotein
No.
Sampel
Ditambahkan 2 ml aquades + 1 ml HNO3 kemudian dipanaskan hingga terbentuk endapan
(tanpa amonia)
Ditambahkan 2 ml aquades + 1 ml HNO3 kemudian dipanaskan hingga terbentuk endapan + Amonia
1.
Telur Itik
Menjadi pekat, berwarna kuning terang.
Berendapan orange di bagian bawah.
2.
Telur Ayam Ras
Berwarna kuning bergumpalan dan larutan encer ditetesi amoniak warna tetap.
Berwarna kuning menggumpal dan larutan encer ditetesi ammonia warna tetap.
3.
Telur Ayam Kampung
Menjadi pekat, berwarna kuning muda/terang
Berubah warna menjadi kuning tua, lebih encer, berendapan atau bergumpal.
4.
Pati Kedelai
Berwarna putih, pekat.
Kuning keputih-putihan, tidak terlalu pekat


B.     PEMBAHASAN
1.      Reaksi pengendapan
Mula-mula alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan terlebih dahulu dipersiapkan, lalu alat-alat dibasuh dengan menggunakan aquadest dengan tujuan agar alat yang digunakan dalam keadaan steril dan tidak terkontaminasi. Disiapkan sebanyak 6 tabung, dilakukan percobaan dimulai dari langkah 1, yaitu  ditambahkan aquadest sebanyak 2 mL kedalam tabung reaksi, dikocok sempurna, lalu larutan HCl dan NaOH diteteskan sebanyak 1 mL kedalam tabung berisi aquadest,  dikocok dengan kuat dan diamati perubahan yang terjadi.
Hasil yang didapat pada sampel telur itik adalah awalnya putih keruh, kemudian terbentuk gumpalan setelah ditetesi HCl, kemudian pada telur ayam ras awalnya putih keruh, kemudian menjadi bening dan terdapat gumpalan putih susu, dan pada telur ayam kampung awalnya putih keruh, kemudian menjadi gumpalan putih danlarutan bening, sedangkan pada sari kedelai awalnya berwarna putih susu, kemudian menjadi menggumpal dan berwarna putih susu.
Dengan menggunakan tabung reaksi lain, sampel ditambahkan dengan 1 mL NaOH pekat dan diamati perubahan yang terjadi pada larutan. hasil yang didapat adalah pada sampel telur itik terbentuk menjadi gel padat, dan berubah warna menjadi putih susu. Setelah dikocok larutan larut sempurna dan berwarna putih keruh, hasil pada telur ayam ras adalah terbentuk menjadi gel padat, dan berubah warna menjadi putih susu. Sedangkan pada sampel telur ayam kampung awalnya berwarna bening, setelah ditetesi menjadi tidak larut, terbentuk endapan, dan berubah warna menjadi putih susu, dan hasil pada sari kedelaiadalah awalnya terbentuk endapan dan timbul gelembung, kemudian Terbentuk gumpalan, dan warna putih.
Sampel ditambahkan lagi dengan 2 mL aquadest pada tabung reaksi yang lain, kemudian dipanaskan hingga mendidih. Diamati perubahan yang terjadi pada tiap sampel. Hasil dengan menggunakan sampel telur itik sampel menjadi putih susu padat berbuih, sedangkan dengan sampel telur ayam ras  menjadi bening berendapan danberwarna keruh, dan pada telur ayam kampung sampel menjadi bening danberendapan putih, dan pada sari kedelai sampel larut dan menjadi lebih encer.
Sampel ditambahkan lagi dengan 0,5 mL larutan ammonium sulfat dalam tabung reaksi lain, diamati perubahan yang terjadi. Pada sampel telur itik setelah ditetesi ammonium sulfat sampel menjadi larut, keruh berendapan danterdapat buih, sedangkan pada telur ayam ras sampel menjadi bening, berendapan danterdapat buih, pada telur ayam kampung setelah ditetesi menjadi larut, kuning bening dan terdapat buih, pada sari kedelai setelah ditetesi menjadi larut dan  berwarna putih susu.
Tahap akhir, pada tabung reaksi yang lain sampel ditambahkan 1 mL asam asetat encer hingga terbentuk endapan, lalu ditambah aquadest, dikocok dan diamati perubahannya. Hasil yang didapatkan pada sampel telur itik sampel menjadi larut, berendapan, berwarna putih keruhdanterdapat buih, pada telur ayam ras sampel menjadi larut dan bening berendapan, sedangkan telur ayam kampung sampel menjadi larut dan bening berendapan, pada sari kedelai sampel menjadi larut, berendapan putih, permukaannya kuning berbuih..
2.      Reaksi Biuret
Mula-mula disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Sampel yang digunakan dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL, ditambahkan 2 mL aquadest dan juga pereaksi biuret. Kemudian larutan dikocok dan diamati pula perubahan yang terjadi. Hasil yang didapat pada telur itik setelah ditambahkan aquadestadalah terdapat 2 lapisan, lapisan bawah telur lapisan atas aquades, setelah ditambahkan pereaksi biuret warnanya berubah menjadi putih kebiruan, sedangkan untuk telur ayam ras setelah ditetesi aquadest adalah terdapat 2 lapisan, lapisan bawah telur lapisan atas aquades, ditambahkan lagi pereaksi biuret warnanya berubah menjadi putih kehijauan, pada telur ayam kampung setelah ditetesi aquadest menjadi terdapat dua lapisan, lapisan pertama aquadest dan bawahnya telur, kemudian ditambahkan pereaksi biuret warnanya berubah menjadi kuning kehijauan, pada sari kedelai ditetesi aquadest tidak terjadi perubahan, setelah ditetesi pereaksi biuret warnanya berubah menjadi putih kehijauan.
3.      Reaksi Xanthoprotein
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu sebelum dimulainya praktikum. Sampel yang digunakan dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 1 mL, ditambah 2 mL aquadest dan juga 1 mL HNO3 pekat. Kemudian tabung reaksi dipanaskan hingga larutan terbentuk endapan berwarna kuning, didinginkan lalu dibagi menjadi 2 bagian. pada tabung pertama amonia ditambahkan kedalamnya, diamati perubahan yang terjadi, dan pada tabung kedua ditambahkan amoniak, lalu diamati perubahan yang terjadi.
Hasil yang didapat dalam percobaan ini adalah untuk sampel telur itik menjadi pekat dan berwarna kuning terang dan setelah ditambah amonia menjadi berendapan orange di bagian bawah, untuk sampel telur ayam ras menjadi berwarna kuning bergumpalan dan larutan encer ditetesi amoniak warna tetap, dan untuk sampel kampung  sampel menjadi pekat, berwarna kuning muda/terangditambahkan ammonia berubah warna menjadi kuning tua, lebih encer, berendapan atau bergumpal, pada sari kedelai larutan menjadi berwarna putih pekat, setelah ditambahkan ammonia menjadi kuning keputih-putihan dantidak terlalu pekat.


     VI.            KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah:
1.      Pada setiap sampel (telur itik, telur ayam ras, telur ayam kampung dan sari kedelai) terdapat protein.
2.      Pada praktikum kali ini uji yang digunakan yaitu uji pengendapan, uji biuret, dan uji xanthoprotein.
3.      Pada  uji biuret apabila positif menghasilkan warna ungu, tetapi pada uji ini semua sampel negatif.


DAFTAR PUSTAKA
Lisady. 2007. Protein.
            http://lisadyprotein.blogspot.com/
              Diunduh pada 12 April 2014.
Nianda, Theta. 2008. Komposisi protein dan asam amino Daging ikan gurami (ospftronemus gouramy) Pada berbagai umur panen.
Santosa,Dwi. 2013. Protein : IPA Biologi.
            Diunduh pada 12 April 2014.
Schlegel HG, 1994. Mikrobiologi Umum. Gajah Mada University Press. Yogyakarta



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "ANALISIS PROTEIN (ASAM AMINO)"

Post a Comment