PENGENALAN BAHAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS KUALITATIF
PERCOBAAN I
PENGENALAN BAHAN KIMIA 


 



  


OLEH :
NAMA             : MUHAMMAD AMINUDDIN
NIM                  : J0B113221
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN         : NOOR RAKHMAH






PROGRAM STUDI D3 ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014



PERCOBAAN I
PENGENALAN BAHAN KIMIA

           I.            TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membedakan wujud zat kimia dan menjelaskan kelarutan daram dalam air.
        II.            TINJAUAN PUSTAKA
Kimia analisa adalah ilmu yang mempelajari cara- cara penganalisisan zat kimia yang terdapat didalam suatu senyawa atau larutan yang akan dianalisa baik jenis maupun koloidnya. Analisa kualitatif adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat di dalam zat tunggal atau campuran. Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan mencari susunan persenyawaan atau campuran di dalam suatu sampel (Anwar, 2009).
Bahan kimia adalah semua bahan yang terdapat dalam sekitar lingkungan. Bahan kimia yang dikenal oleh masyarakat, kebanyakan yang membahayakan yang sebenarnya bahan kimia ada yang membahayakan dan tidak membahayakan, seperti yang terdapat pada tumbuhan misalnya air, kayu, dan bawang. Pengetahuan tentang bahan kimia merupakan suatu keharusan sebelum melakukan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia (Harjadi, 1993). Kimia sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang komposisi struktur serta sifat- sifat dari bahan kimia sendiri.
Anion adalah ion yang memiliki muatan negatif, contohnya ion klorida yang terbentuk jika garam NaCl mengion di dalam air, dalam larutan yang diberi potensial elektrik akan terkumpul dalam kutub. Konsentrasi kation paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan klorida, sulfida, dan karbonat. Adapun golongan- golongan kation yang memiliki ciri- ciri khas, yaitu :
1.    Golongan I : membentuk larutan dengan asam standar. Contoh : timbal.
2.    Golongan II : membentuk endapan hidrogen dalam suatu asam encer. Contoh : tembaga
3.    Golongan III : membentuk endapan dengan ammonium sulfat dalam suasana netral. Contoh : seng dan kobalt.
4.    Golongan IV : membentuk endapan dengan ammonium karbonat dalam suasana netral atau suasana asam.
5.    Golongan V : senyawa yang termasuk dalam golongan ini adalah hidrogen, ammonium, litium, dan hidrogen.
Secara garis besar kimia analisis dibagi menjadi dua bidang, yaitu kimia analisis kualitatif yang membahas identifikasi zat- zat yang mana unsur- unsurnya ada terdapat dalam suatu sampel, dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif menggunakan dua uji, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan zat- zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan dpat digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil. Pada hakikatnya reaksi kering adalah reaksi yang dilakukan dalam keadaan kering,yakni tanpa melarutkan contoh. Salah satu contoh reaksi nyala yang digunakan dalam pemeriksaan pendahuluan ini adalah reaksi basah uji- uji ini dibuat dengan zat- zat dalam larutan. suatu reaksi diketahui berlangsung denga terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan diterapkan dalam pemeriksaan pendahuluan adalah reaksi dengan reaksi H2SO4 encer maupun pekat dan reaksi dengan NaOH (Vogel, 1985).
Bahan- bahan kimia berbahaya dapat dikelompokkan sebagai beikut :
1.    Explosif (mudah meledak) contohnya : kalium klorat,trinitrotaluen (TNT), natrium nitrat, gas bertekanan tinggi, campuran belerang, karbon, dan kalium klorat.
2.    Flamable (mudah terbakar) contohnya : metanol, eter, aseton, heksana, benzena, uap ini tidak dapat bergerak menuju api sejauh 3 meter.
3.    Oxidazing agent (bahan oksidator) contohnya :natrium nitrit/ natrium nitrat, kalium klorat, kaporit, asam sendawa, alkena, alkilbenzena, dan sebagainya. Sekalipun tidak ada O2 dari luar dapat menyebabkan kebakaran.
4.    Bahan mudah terbakar oleh air, contohnya logam Na, K dan asam pekat.
5.    Bahan mudah terbakar oleh asam, contohnya logam paduan Na dan K, senyawa hidrida dan sebagainya.
6.    Gas bertekanan tinggi, misalnya gas- gas dalam tabung silinder dengan tekanan tinggi.
7.    Bahan- bahan beracun, contohnya : CO2, Cl2, kloroform, sianida, dan sebagainya.
8.    Bahan korosif, contohnya : anhidra asam, alkali, asam sulfat, fenol, dan sebagainya.
Bahan tersebut diatas mudah dikenali, biasanya pabrik- pabrik bahan kimia telah melengkapi kemasannya dengan label- label dan lambang tertentu (Khasani, 1983). Akibat penggunaan bahan kimia tersebut di atas berbagai jenis bahaya mungkin dapat terjadi antara lain :
1.    Keracunan, sebagai akibat masuknya bahan kimia ke dalam tubuh melalui paru- paru, mulut, dan kulit. Keracunan dapat berakibat fatal misalnya hilang kesadaran atau gangguan kesehatan yang baru dirasakan setelah beberapa tahun setelah bekeja, atau menjelang pensiun.
2.    Iritasi, sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif, misalnya peradangan pada kulit, mata dan saluran pernafasan.
3.    Kebakaran atau luka bakar, sebaga akibat peledakan bahan- bahan reaktif (peroksida dan bahan- bahan pelarut organik).
Selain bahan- bahan kimia sebagai sumber kecelakaan bekerja di laboratorium, maka teknik percobaan seperti destilasi, ekstraksi, dan saran- sarana laboratorium lainnya sseperti gas, air, listrik juga merupakan sumber terjadinya kecelakaan (Khasani, 1989).
Peraturan pada pengepakan dan pelabelan bahan kimia diwajibkan mencantumkan informasi bahaya berdasarkan tingkat bahaya bahan kimia, khususnya untuk bahan yang tergolong pada hazardous chemicals atau bahan berbahaya dan beracun (B3). Bahan berdasarkan fasa, yaitu :
1.    Padat
2.    Cair
3.    Gas
Bahan dibedakan berdasarkan kualitas, yaitu :
1.    Teknis
2.    Special grade : pro analyses (pa)
3.    Special grade : material refference

Adapun pengenalan simbol bahaya (Hazard symbol), antara lain :
1.    Harmful (berbahaya)
Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini, khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup, atau ditelan.
2.    Toxic (beracun)
Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan kimia tersebut masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau dan debu, atau penyerapan melalui kulit.
3.    Corrosive (korosif)
Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal- gatal bahkan dapat menyebabkann kulit mengelupas.
4.    Flammable (mudah terbakar)
Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air atau membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala dapat dari bunsen, permukaan metal panas, loncatan bunga api listrik, dan lain- lain.
5.    Explosive (mudah meledak)
Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada kontak (singgungan dengan logam/ metal).
6.    Oxidator (pengoksidasi)
Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran, menghasilkan panas pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor) (Bryan, 2008).

     III.            ALAT DAN BAHAN
A.      Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah beker gelas, cawan petri, batang pengaduk, tabung reaksi dan rak, pipet tetes.
B.       Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah NaNO3, KNO3, AgNO3,MgSO4, CuSO4, ZnSO4,CaCl­2, NaCl, KCl, besi (II) nitrat, perak nitrat, dan natrium nitrat.

     IV.            PROSEDUR PERCOBAAN
A.    Prosedur Percobaan Nitrat, Sulfat dan Klorida
1.    Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan
2.    Tabung reaksi, pipet, dan batang pengaduk dibersihkan dengan aquadest, dikeringkan
3.    Bahan ditambahkan secukupnya kedalam tabung reaksi
4.    Aquadest diteteskan sebanyak 1 mL (kira- kira 20 tetes)
5.    Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk
6.     Perubahan yang terjadi dicatat dan diamati
B.     Prosedur Percobaan Hidroksida
1.      Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan.
2.      Tambahkan 0,5 mL (10 tetes) larutan 0,2 M NaOH kedalam 1 mL sampel yang tersedia.
3.      Lakukan pengamatan dan catat.
4.      Kemudian tambahkan larutan 0,2 M HNO3 tetes demi setetes sampai tidak terjadi lagi perubahan.
5.      Catat kembali pengamatan.

      V.               HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil
1.        Nitrat
No.
Senyawa
Warna
Kelarutan
1.
NaNO3
Putih kristal
Bening, larut sempurna di dalam air
2.
KNO3
Putih Kristal
Bening, larut sempurna di dalam air
3..
AgNO3
Putih Butiran
Bening, larut sempurna di dalam air

2.        Sulfat
No.
Senyawa
Warna
Kelarutan
1.
MgSO4
Putih Kristal
Bening, larut sempurna di dalam air
2.
CuSO4
Biru Kristal
Bening, tidak larut sempurna di dalam air
3.
ZnSO4
Putih kekuningan Kristal
Keruh, tidak larut sempurna


3.        Klorida
No.
Senyawa
Warna
Kelarutan
1.
NaCl
Putih kristal
Bening, tidak larut sempurna di dalam air
2.
KCl
Putih Butiran
Jernih, larut sempurna di dalam air
3.
CaCl2
Putih
Putih, larut sempurna dalam air

4.        Hidroksida
No.
Larutan
NaOH
HNO3
Pengamatan dan rumus
Pengamatan dan rumus
1.
NaNO3
Warnanya putih bening, tidak terjadi perubahan
Warnanya putih bening, tidak terjadi perubahan
2.
Fe2NO3
Warnanya orange keruh,  tidak terjadi reaksi
Warnanya berubah menjadi orange dan meninggalkan endapan.
3.
AgNO3
Warna coklat, tidak terjadi reaksi
Warnanya menjadi putih bening dan meninggalkan endapan coklat.

B.     Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membedakan wujud zat kimia dan menjelaskan kelarutan garam dalam air.
Pada percobaan kali ini alat-alat yang digunakan adalah beker gelas, cawan petri, batang pengaduk, tabung reaksi dan rak, dan pipet tetes. Untuk bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah NaNO3, KNO3, AgNO3, MgSO4, CuSO4, ZnSO4, CaCl2, NaCl, KCl, besi (II) nitrat, perak nitrat.
Untuk percobaan garam nitrat sampel yang digunakan adalah NaNO3, KNO3, dan AgNO3 dengan cara kerjanya yaitu sebanyak 0,5 gram masing-masingsampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan aquadest sebanyak 5 mL. Untuk pengujian warna,hasil yang didapatkan adalah : NaNO3 berwarna putih, KNO3 berwarna putih, danuntuk AgNO3 berwarna putih kristal. Sedangkan untuk analisis kelarutan hasil yang didapatkan yaitu NaNO3, KNO3 dan AgNO3dapat larut dalam air karena sifat kelarutannya yang mudah larut. Karena 0,5 gram bagian zat terlarut dapat larut dalam 5 mL bagian air.
Untuk analisis garam sulfat sampel yang digunakan yaitu MgSO4, CuSO4, dan ZnSO4, cara kerjanya yaitu sebanyak 0,5 grammasing-masing sampel dimasukkan ke dalam aquadest sebanyak 5 mL. Untuk pengujian warna hasil yang didapatkan adalah:MgSO4 berwarna putih, CuSO4berwarna biru, danZnSO4 berwarna kuning kehijauan. Sedangkan untuk analisis kelarutan hasil yang didapatkan untuk MgSO4adalah larut dalam air, CuSO4 larut dalam air, dan ZnSO4 kelarutannya juga larut dalam air. Ketiga senyawa larutan tersebut memiliki sifat kelarutan yaitu mudah larut. Karena 0,5 gram bagian zat terlarut dapat larut dalam 5 mL bagian air.
Untuk analisis garam klorida sampel yang digunakan yaitu NaCl, KCl, dan CaCl2, cara kerjanya yaitu sebanyak 0,5 grammasing-masing sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan aquadest sebanyak 5 mL. Untuk pengujian warna hasil yang didapatkan adalah NaCl berwarna putih, KCl berwarna biru, dan CaCl2, berwarna putih kristal. Untuk analisis kelarutan, hasil yang didapatkan untuk NaCl adalah larut dalam air, KCl larut dalam air, dan CaCl2 juga larut dalam air. Ketiga senyawa tersebut memiliki sifat kelarutan yaitu mudah larut. Karena 0,5 gram bagian zat terlarut dapat larut dalam 5 mL bagian air.
Sedangkan untuk analisis hidroksida sampel yang digunakan yaitu NaNO3, Fe2NO3, dan AgNO3, cara kerjanya yaitu sebanyak 0,5 mL(10 tetes) larutan 0,2 M NaOH dimasukkan ke dalam 1 mL larutan yang tersedia di tabel, lakukan pengamatan dan dicatat. Kemudian sebanyak 0,2 M larutan HNO310 tetes sampai tidak ada lagi perubahan dan dicatat kembali pengamatan. Untuk hasil dari natrium nitrat yaitu bening, untuk besi (II) nitrat hasilnya jingga berendapan sedangkan untuk peraknitrat hasilnya yaitu bening berendapan coklat.

     VI.            KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah :
1.    Percobaan kali ini menjelaskan kelarutan dari garam di dalam air, bahwa semua garam (NaNO3, KNO3, AgNO3, MgSO4, CuSO4, ZnSO4NaCl, KCl, CaCl2) yang di uji kelarutannya dapat melarut di dalam bagian air atau dapat dikatakan kelarutannya adalah mudah larut. 
2.    Suatu zat atau senyawa dapat berwujud padat, contohnya NaNO3, KNO3, AgNO3, MgSO4, CuSO4, ZnSO4 NaCl, KCl, CaCl2 dan berwujud cair, contohnya Larutan 0,2 M NaOH, Larutan 0,2 M HNO3, Natrium Nitrat, Besi (II) Nitrat, Ag nitrat.


DAFTAR PUSTAKA
Anwar, D. 2009. Kimia Analisis Kualitatif. Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.
Khasani, I. 1983a. Tinjauan Umum Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium Kimia.
          Kursus Keselamatan Kerja dalam Menangani Bahan- Bahan Kimia Berbahaya 5- 9 Desember 1983. LKN. Bandung.
Khasani, I. 1983b. Bahan- Bahan Kimia Korosif, Reduktif, dan Debu Atmosfer. Kursus Keselamatan Kerja dalam Menangani Bahan- Bahan Kimia Berbahaya 5- 9 Desember 1983. LKN. Bandung.
Shevla,G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Kalman Media Pustaka. Jakarta.
Viloso, B. 2008. Pengenalan Bahan Kimia.
          Diakses pada 16 Maret 2014.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "PENGENALAN BAHAN KIMIA"

Post a Comment