ASIDI ALKALIMETRI

ANALISIS KUANTITATIF ASIDI ALKALIMETRI

     I.          TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar Na2CO3 dalam soda kue secara asidi alkalimetri dan menentukan kandungan asam asetat dalam sampel/cuka menggunakan titrasi penetralan dengan larutan baku natrium hidroksida.

  II.          DASAR TEORI
            Titrasi asam basa sering juga disebut asidi alkalimetri, sedangkan untuk titrasi atau pengukuran lain-lain sering juga dipakai akhiran -ometri menggantikan -imetri. Kata metri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu, proses atau seni mengukur; i dan o dalam hubungan dengan metri berarti sama saja, yaitu dengan atau dari (with atau of), akhiran –i berasal dari bahasa latin dan akhiran –o berasal dari bahasa Yunani. Jadi asidimetri dapat diartikan pengukuran jumlah asam ataupun pengukuran dengan basa (Harjadi, 1993).
Tujuan titrasi misalnya dari suatu larutan basa dengan larutan standar asam adalah untuk menetapkan jumlah asam yang secara kimiawi adalah tepat ekuivalen dengan jumlah basa yang ada. Untuk setiap titrasi, titik akhir yang benar akan ditandai oleh suatu nilai tertentu dari konsentrasi ion hidrogen larutan itu dimana nilai tersebut bergantung pada sifat asam dan basa serta konsentrasi larutan (Basset, dkk, 1994).
Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk  itu digunakan pengamatan dengan menggunakan suatu indikator bila pH pada titik ekivalen antara 4-10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titrasi asam atau basa lemah jika penitrasian adalah asam atau basa yang kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi asam lebih besar dari 104. Selama titrasi asam basa, pH larutan berubah secara khas. pH berubah secara drastis bila volume titrannya mencapai titik ekivalen (Khopkar, 1990).
Indikator asam-basa adalah zat yang berubah warnanya atau membentuk fluoresen atau kekeruhan pada suatu range (trayek) pH tertentu.Indikator asam basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH. Zat-zat indikator dapat berupa asam atau basa,larut,stabil dan menujukkan perubahan yang kuat serta biasanya  adalah zat organik. Perubahan warna disebabkan oleh resonansi isomer elektron. Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda  dan akibatnya mereka menunjukkan warna pada range pH yang berbeda (Khopkar, 1990).
Pada analisis titrimetri atau volumetrik, untuk mengetahui saat reaksi sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator umumnya adalah senyawa yang berwarna, di mana senyawa tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya kelebihan titran dengan adanya perubahan warna. Indikator berubah warna karena system kromofornya diubah oleh reaksi asam basa (Suirta, 2010).
Indikator asam-basa secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan yaitu:
a.    Indikator fenolftalein dan indikator sulfotalein
b.    Indikator azo
c.    Indikator trifenilmetana.
Indikator ftalein dibuat dengan kondensasi anhidrida ftalein dengan fenol, yaitu fenolftalein.Pda pH 8,0-9,8 berubah warnanya menjadi merah. Anggota–anggota lainnya adalah o-cresolftalein, thymolftalein, alpha-naftalftalein. Indikator sulfoftalein dibuat dari kondensasi anhidrida ftalein dan sulfonat. Perubahan warna terjadi pada larutan asam kuat, metil orange tidak larut dalam air (Khopkar, 1990).
Analisis memanfaatkan perubahan besar pH yang terjadi dalam titrasi, untuk menetapkan kapan titik kesetaraan itu tercapai. Terdapat banyak asam dan basa organik lemah yang bentuk ion dan bentuk tak terdisosiasinya menunjukkan warna yang berlainan. Molekul – molekul semacam ini dapat digunakan untuk menentukan kapan telah ditambahkan cukup titran (Day & Underwood, 1981).
   III.     ALAT DAN BAHAN
A. Alat-alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain erlenmayer 250 mL, gelas arloji, labu ukur 100 mL, dan pipet volume.
B.  Bahan-bahan
Bahan yang dipakai dalam praktikum ini adalah akuades, asam cuka, indikator fenolphtalein, indikator metil orange, larutan boraks 0,1 N, larutan HCl, larutan NaOH, Na tetraborat, dan soda kue.

   IV.     PROSEDUR PERCOBAAN
A.  Penentuan Kadar Na2CO3dalam Soda Kue
1. Pembuatan Larutan Baku Boraks 0,1 N
a.    Sebanyak 1,9 gram Na Tetraborat ditimbang dengan teliti dalam gelas arloji dengan neraca analitik
b.    dilarutkan ±25 ml aquades secara kuantitatif ke dalam labu ukur 100 ml
c.    diencerkan sampai tanda batas
d.   dikocok hingga homogen
2. Pembakuan Larutan HCl dengan Larutan Boraks 0,1 N
a.    Sebanyak 10 mL larutan boraks 0,1 N diambil dengan menggunakan pipet volume.
b.    Larutan tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.
c.    Indikator metil oranye sebanyak 3 tetes ditambahkan ke dalam larutan tersebut.
d.   Larutan tersebut dititrasi dengan larutan HCl sampai terbentuk warna merah (oranye), kemudian dilakukan duplo.
3. Penentuan Kadar Na2CO3
a.    Soda kue sebanyak 5 gram ditimbang, kemudian dilarutkan dalam 100 mL air.
b.    Larutan tersebut diambil sebanyak 10 mL dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.
c.    Indikator metil oranye sebanyak 3 tetes ditambahkan ke dalam erlenmeyer tersebut.
d.   Larutan tersebut dititrasi dengan larutan baku HCl sampai warna oranye dan dilakukan duplo.
B.  Penentuan Kandungan Asam Asetat dalam Sampel
1. Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N dengan Larutan HCl 0,1 N yang telah distandarisasi.
a.    Sebanyak 10 mL larutan NaOH 0,1 N diambil dengan menggunakan pipet   volume.
b.    Larutan tersebut dipindahkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.
c.    Sebanyak 3 tetes indikator fenolphtalein ditambahkan ke dalam larutan tersebut.
d.   Larutan tersebut dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dan dilakukan duplo.
2. Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Cuka
a.    Diambil 10 ml larutan asam cuka dengan menggunakan pipet volume dimasukkan dalam labu ukur 100 mL. Diencerkan sampai tanda batas.
b.    10 mL larutan cuka di pipet, dimasukkan dalam erlenmayer. Ditambahkan 3 tetes indicator fenolphtalein pada larutan tersebut
c.    Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna, catat volum titran dan lakukan duplo.

        V.            HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
1. Penentuan Kadar Na2CO3 dalam Soda Kue
No.
Langkah Percobaan
Hasil
1.


2.




3.
Pembuatan larutan baku boraks 0,1 N


Pembakuan larutan HCl dengan larutan boraks 0,1 N
10 mL lar.boraks 0,1 N + indikator metil orange dititrasi dengan HCl

Penentuan kadar Na2CO3
10 mL larutan sampel + 3 tetes indikator metil oranye dititrasi dengan larutan baku HCl
-      massa boraks = 1,9  gram
-      BM boraks = 381,3 g/mol

-      Vtitran1   = 9,4 ml
-      Vtitran2   = 10,1 ml
-      V rata-rata = 9,75 ml
-      Kuning menjadi jingga

-      Vtitran1  = 10,8 ml
-      Vtitran2 = 10,9 ml
-      V HCl rata-rata = 10,85 ml
-      Kuning menjadi jingga

2.      Penentuan Kandungan Asam Asetat dalam Sampel
No.
Langkah Percobaan
Hasil
1.





2.
Pembakuan larutan NaOH 0,1 N dengan larutan HCl 0,1 N yang telah distandarisasi
10 mL NaOH 0,1 N + 3 tetes indikator pp dititrasi dengan HCl

Penentuan kadar asam asetat dalam asam cuka
10 mL sampel asam cuka + 3 tetes indikator pp dititrasi dengan NaOH
-       Vtitran= 8 ml
-       Vtitran2  = 7,6 ml
-       V HCl rata-rata = 7,8 mL
-       Ungu menjadi bening

-       Vtitran1  = 39,2 ml
-       Vtitran2 = 39,6 ml
-       V NaOH rata-rata = 39,4 mL
-       Bening menjadi ungu

·      Perhitungan
1.      Penentuan Kadar Na2CO3 dalam soda kue
a.       Pembuatan larutan baku boraks 0,1 N
Diketahui        :    massa Na2B4O7.10H2O = 1,9 gram 
                            V pengenceran = 100 mL = 0,1 L
                            BM Na2B4O7.10H2O = 381,38 g/mol
                            n Na2B4O7.10H2O = 2
Ditanya           :    N Na2B4O7.10H2O   ?
Jawab              :
BE = BM/2   = 381,38 g/mol / 2
                     = 190,69 g/mol ekivalen
Massa = N . BE . V pengenceran
N =
     =
     =  0,0996 N
b.      Pembakuan larutan HCl dengan larutan boraks 0,1 N
Diketahui   :    V boraks = 10 mL
                       N boraks = 0,0996 N
                       V HCl = 9,75 mL                       
Ditanya      :    N HCl ?
Jawab         :
  =
            = 0,102 N
c.       Penentuan kadar Na2CO3
Diketahui   :    massa sampel = 10 gram
                       V soda  = 10 mL
                       N HCl  = 0,102 N
                       V HCl  = 10,85 mL
                       BM Na2CO3= 105,977 g/mol
Ditanya      :    Kadar Na2CO3  ?
Jawab         :
                              
BE Na2CO3 = BM Na2CO3 / 2
                      = 105,977/2
                      = 52,9885 g/mol
Massa Na2CO3 = N Na2CO3 x BE NaCO3x V pengenceran
                          = 0,11067 N x 52,9885 g/mol x 1 L                                                                = 5,86 gram
                          =  58,6 %

2.      Penentuan kandungan asam asetat dalam sampel
a.       Pembakuan larutan NaOH 0,1 N dengan larutan HCl 0,1 N yang telah distandarisasi.
Diketahui   :    V HCl            =  7,8 mL
                       N HCl =  0,102 N
                       V NaOH = 10 mL
Ditanya      :    N NaOH       ?
Jawab         :
         

b.      Penentuan kadar asam asetat dalam asam cuka.
Diketahui   :    V sampel = 10 mL = 0,01 L
                        BJ CH3COOH = 1,06 kg/L
                        N NaOH = 0,079 N
                        V NaOH = 39,4 mL
Ditanya      :    Kadar asam asetat ?
Jawab         :
            
N CH3COOH = M CH3COOH
massa CH3COOH =  N CH3COOH x V pengenceran x BM
                               = 0,311 N x 0,1 L x 60 g/mol
                               = 1,866 gram
Massa sampel CH3COOH = BJ CH3COOH x V CH3COOH
                                           = 1,06 kg/L x 0,01 L
                                           = 0,0106 kg
                                           = 10,6 gram
Kadar Asam Asetat
                       
                        = 17,60 %

B. PEMBAHASAN
            Percobaan kali ini berjudul asidi alkalimetri, dengan tujuan  percobaan untuk menentukan kadar Na2CO3 dalam soda kue secara asidi alkalimetri dan menentukan kandungan asam asetat dalam sampel/cuka menggunakan titrasi penetralan dengan larutan baku natrium hidroksida. Titrasi asam basa sering juga disebut asidi alkalimetri, sedangkan untuk titrasi atau pengukuran lain-lain sering juga dipakai akhiran -ometri menggantikan -imetri. Adapun prinsip dasar dari titrasi adalah pada suatu reaksi yang diperoleh dengan cara menambahkan (mereaksikan) sejumlah volume tertentu (biasanya dari buret) larutan standar (yang sudah diketahui konsentrasinya dengan pasti) yang diperlukan untuk bereaksi secara sempurna dengan larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Untuk mengetahui bahwa reaksi berlangsung sempurna, maka digunakan larutan indikator yang ditambahkan ke dalam larutan yang dititrasi.
1.    Penentuan Kadar Na2CO3
Penentuan kadar Na2CO3 ini dilakukan dengan cara asidi alkalimetri dimana apabila proses titrasi asam-basa bila sebagai titran digunakan larutan baku asam,maka dinamakan asidimetri, dan bila larutan baku basa sebagai titran maka dinamakan alkalimetri. Pada awal proses ini dilakukan pembuatan larutan baku boraks 0,1 N. Larutan baku boraks ini kemudian dipakai untuk pembakuan larutan HCl. Larutan baku boraks tersebut dititrasi dengan larutan HCl, volume hasil titrasi tersebut digunakan untuk mencari nilai normalitas dari HCl.
Dalam proses ini digunakan indikator metil oranye karena titrasi yang dilakukan adalah antara asam kuat dengan basa lemah, dan terjadi pada range pH 3,1 - 4,4. Perubahan warna yang terjadi yaitu dari kuning muda menjadi oranye. Reaksi yang terjadi adalah :
  2 HCl +  Na2B4O7 + 8 H2O                     2 NaCl + 4 H3BO3
Proses selanjutnya yaitu pembuatan larutan sampel soda kue, dengan cara melarutkan soda kue dalam akuades kemudian mentitrasinya dengan larutan baku HCl yang sebelumnya di tambahkan metil oranye. Dari volume titrasi larutan HClini didapatkan nilai normalitasnya yaitu sebesar 0,0996 N Dari hasil perhitungan dari data yang diperoleh pada proses titrasi, maka didapatkan kadar Na2CO3 dalam soda kue cap walet yaitu sebesar 58,6 %
2.  Penentuan Kandungan Asam Asetat dalam Sampel
Pada awal proses penentuan kandungan asam asetat dalam sampel ini dilakukan pembakuan larutan NaOH 0,1 N dengan larutan HCl 0,1 N yang telah distandarisasi. Larutan HCl distandarisasi karena konsentrasi larutan sering kali mengalami perubahan konsentrasi dibandingkan konsentrasinya pada saat pertama kali dibuat, sehingga konsentrasi sesungguhnya dari suatu larutan tersebut seringkali tidak sama dengan konsentrasi yang tertera pada label. Hal ini disebabkan sifat larutan tersebut yang tidak begitu stabil terhadap pengaruh lingkungan.
Larutan NaOH dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N, dengan ditambahkan terlebih dahulu dengan indikator fenolphtalein. Indikator fenolphtalein ini digunakan dalam range pH sebesar 8,3-10,0 dengan perubahan warna dari merah muda menjadi bening. Dari volume titrasi larutan NaOH ini didapatkan nilai normalitasnya yaitu sebesar 0,079 N. Pada penentuan kadar asam asetat dalam asam cuka cap sendokdidapatkan kadar asam asetat sebesar 17,60%.
         
VII.     KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah:
1.    Titrasi asidi-alkalimetri adalah titrasi yang menggunakan basa sebagai titran bila  larutan bakunya asam atau asidimetri sedangkan jika larutan asam sebagai titran bila larutan bakunya basa disebut alkalimetri.
2.    Titrasi asidi-alkalimetri dengan larutan baku asam (HCl) menggunakan indikator metil oranye, dan untuk larutan baku basa (NaOH) menggunakan indikator fenolphtalein.
3.    Kadar Na2CO3 dalam soda kue (cap walet) yang dihasilkan adalah 58,6% dan kadar asam asetat dalam asam cuka (cap sendok) yang dihasilkan adalah 17,60%.








DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. dkk. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Day R.A. & A.L. Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta

Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UIP. Jakarta

Suirta, I.W. 2010. Sintesis Senyawa orto-Fenilazo-2-Naftol sebagai Indikator dalam Titrasi, Jurnal Kimia 4 (1),27-34 ISSN 1907-9850. Universitas Udayana. Bukit Jimbaran.


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "ASIDI ALKALIMETRI"

Post a Comment